Walaupun nih buku udah lama banged terbitnya mungkin udah empat tahunan, tapi aku suka banged ama nih novel, gila bangusssss bangeddd, aku suka bagian Ginna n’ Lunna adu argument serrruu……., Ya,
Lunna dan Ginna memang sangattt bertolak belakang. Lunna gadis tomboy yang cueknya setengah mampus, pinter, jago main basket, dan ngarang puisi . Dan Ginna cwe tajir, modis, tapi sayang dia kurang perhatian dari orang tuanya, pergi ke luar negeri dan kakaknya juga, Ginna juga sangat menyayangi Mbok minnah pembantunya, yang sudah di anggep ibunya sendiri.
Walaupun Ginna dan Lunna bertolak belakang siapa sangka mereka ini bisa menjadi sahabat yang saling mendukung, Ginna yang egois, dan Lunna selalu menampar Ginna saat dia salah.Lunna gadis yang terlihat tegar ternyata sangat rapuh. Mereka di pertemukan karena seorang cwo yang mereka cintai. Ginna mengenal cwo itu sebagai Rolland, sedangkan Lunna mengenal cwo itu sebagai sandy, Parahnya selama Lunna pacaran dengan Sandy, dia gak pernah mengetahui nama lengkap sandy atau Rolland ataupun siapa namanya. Di awali dengan pertengkaran karena hanya seorang cwo brengsek. Dan mereka menjadi sahabat yang sangat erat.
Dan pada akhirnya mereka dipertemukan dengan cwo yang benar-benar mencintai mereka apa adanya. Lunna dengan Manggo, seorang Drummer yang band nya sedang debut . Sedang Ginna dengan Dave walaupun Ginna berpacaran dengan daun muda, Yup Dave baru kelas Satu SMA, sedang Ginna kelas tiga SMA.
Aku juga sangat menyukai endingnya, yang ku kira awalnya akan menjadi Happy ending, ternyata menjadi Sad ending. Puisi terakhir Lunna untuk Manggo.
Puisi terakhir Lunna untuk Manggo
“Matahari mengeluarkan cahayanya palin indah di sore hari,
Saat menjelang malam,
Saat bulan bersiap naik ke tahta dan menguasai langit.
Cahaya oranye, merah, dan keemasan di sambut indanya langit biru
Yang terpantul dari laut dan samudra.
Supaya esok,
Langit tetap ingat pada mataharinya yang memesona.
Aku pun akan memberikan yang terbaik yang bisa kuberikan padamu.
Agar kau terus teringat padaku,
Pada esok, setiap hari yang kaulalui.
Dan kuharap, seperti langit,
Dan kau bisa menyambut pesonaku, meski itu yang terakhir.”
Aku juga menyukai kata-kata mango pada halaman terakhir.
“Ku kan minta Tuhan agar para malaikatNya menemanimu kala ku tak bersama mu. Sampai jumpa lagi, Lunna. Bila mimpiku di dunia telah usai, aku akan pergi ke tempatmu…………”
THE END